Terorisme adalah
serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror
terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak
tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba
dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga
sipil.
Akibat makna-makna
negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan
"terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan
lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna
sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari
tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam
perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan
agama.
Banyak
orang salah mengartikan bahwa terorisme sama dengan radikalisme. Padahal dua
hal tersebut berbeda. Radikalisme sendiri berawal dari istilah “radikal” atau
“radical” dalam Bahasa Inggris, atau “Radix” dalam Bahasa latin berarti “akar”.
Pertama kali digunakan pada akhir abad ke-18 untuk menggambarkan pendukung
gerakan perubahan yang menginginkan reformasi politik lewat perubaha besar
dalam masyarakat.
Banyak orang salah mengartikan bahwa terorisme
adalah bagian dari radikalisme atau menyerupai radikalisme. Padahal dua hal
tersebut berbeda. Radikalisme sendiri berawal dari istilah “Radikal” atau “Radical”
dalam Bahasa Inggris, atau “Radix” dalam Bahasa latin berarti “Akar”. Pertama
kali digunakan pada akhir abad ke-18 untuk menggambarkan pendukung gerakan perubahan
yang menginginkan reformasi politik lewat perubaha besar dalam masyarakat.
Terjemahan bebas dari kata gerakan radikal adalah
gerakan perubahan yang mengakar atau mendasar, contohnya adalah keinginan
sekelompok orang yang ingin mengubah idiologi Negara. Pemikiran radikal
sebenarnya harus difikirkan secara matang-matang, namun dalam perkembangannya
pemikiran radikal sering dibarengi oleh oknum-oknum anarkis dan Vandalisme
(kegiatan kriminal yang menghancurkan, merusak).
Faktanya Terorisme lebih mendekati Vandalisme,
daripada Radikalisme. Aksi para teroris bukan merupakan gerakan radikal yang
sesungguhnya. Karena terorisme hanya menyebar rasa takut, bukan merupakan
sebuah perubahan yang radikal. Terorisme sendiri juga lebih sulit dilacak di
zaman ini. Hal ini dikarenakan pola rekruitmen pelaku teroris sering berubah-ubah.
Jika ada suatu pola rekuitmen telah diketahui oleh masyarakat luas (dipublikasikan)
maka pola tersebut akan diubah atau berganti dengan pola lainnya. Masalah yang
lebih kompleks adalah Terorisme saat ini sudah mendunia. Selain telah mendunia,
terorisme saat ini juga telah berkembang pesat, seperti : jaringannya yang
telah berkembang luas, teroris semakin sulit dikenali identitasnya, idiologinya
sudah mengarah ke religious atau keagamaan (kebanyakan berkedok organisasi
keagamaan), target teroris semakin tersebar diseluruh dunia (bahkan siswa SMP
atau SMA), dan teroris semakin tidak pandang bulu.
Jika kita menengok kembali sejarah perjuangan Nabi
Muhammad SAW (jihad) dalam berdakwah, Beliau berperang namun tetap menggunakan
kaidah dan etikanya. Maka jika dibandingkan dengan terorisme, apa yang
dilakukan para teroris bukanlah seperti jalan jihad Nabi Muhammad SAW. Salah
jika para teroris berpendapat apa yang mereka lakukan adalah demi kejayaan
suatu agama atau kepercayaan. Karena pada dasarnya agama dan kepercayaan tidak
bisa dipaksakan. Bahkan dalam Al-Qur’an juga tidak memaksa atau mengharuskan
umat manusia untuk beragama islam.
Agar kita terhindar dari terorisme yang
mengatasnamakan organisasi keagamaan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
seperti : pertama, jangan mudah percaya pada sembarang organisasi keagamaan,
banyaklah bertanya tentang identitas organisasi keagamaan tersebut. Kedua,
organisasi haruslah tersebut cukup terbuka, dalam artian organisasi tersebut
tidak menutup-nutupi diri dari masyarakat. Yang ketiga, jangan mau jika
organisasi tersebut meminta kita melakukan sesuatu yang terkesan aneh seperti
meminta uang dalam jumlah besar, mengganti nama kita, atau memutus hubungan
dengan keluarga. Selanjutnya jangan tertipu penampilan yang alim atau kalem, karena
belum tentu ajaranya benar. Biasanya organisasi keagamaan yang menyeleweng akan
langsung membahas hal-hal yang berat seperti seperti permasalahan Negara atau tentang
kekafiran. Namun kita juga tidak harus terlalu anti atau menghindari organisasi
keagamaan, karena tidak semua organisasi keagamaan itu nyeleneh, banyak juga
organisasi keagamaaan yang sangat bermanfaat.
Selamat Siang,
BalasHapussaya sudah membaca blog anda, sangat mudah di pahami dan saya sangat tertarik untuk bekerja sama dengan anda, kami dari Forexmart menawarkan kerja sama affiliasi yang sangat menguntungkan untuk anda, jika anda berminat dan tertarik dengan penawaran ini bisa menghubungi email saya di www.forexmart.com dan saya akan memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai penawaran kerjasama ini.
Terima Kasih dan salam sukses untuk anda